Mengantarkan Pesanan Madu ke Pelanggan

Selepas dari mengantarkan anak sulung ke sekolahnya di SMPN 1 Katapang, saya teruskan perjalanan sesuai dengan rencana pada malam sebelumnya, yaitu Mengantarkan Pesanan Madu ke Pelanggan. Selama di perjalanan tidak ada hal yang menarik hingga akhirnya saya sampai di sebuah Tempat Pemakaman Umum Pandu.
Mengantarkan Pesanan Madu ke Pelanggan

Mengantarkan Pesanan Madu ke Pelanggan

Awalnya saya melihat tanda-tanda kemacetan dari arah Pasirkaliki ke arah Paris Van Java, Sukajadi. Oleh karena itu saya memutuskan untuk berbelok persis di perempatan Istana Plaza Bandung. Seingat saya ada jalan pintas yang bisa membawa saya sampai di jalan Pasteur. Tapi saya lupa-lupa ingat di mana jalan pintasnya.

Begitu saya melihat Pandu - sebuah nama jalan di sebelah kanan, "Aha ... Ini dia, lewat jalan sini kalau tidak salah," batin saya. Saya pun membawa masuk motor ke arah jalan Pandu di kanan jalan. Lalu, saya pun mengambil rute dengan terus menjalankan motor lurus masuk lebih dalam lagi. Di depan saya pagi tadi (25/11) nampak sebuah pemandangan yang membuat saya teringat, "Ya bener lewat ke sini (TPU Pandu)!"

Sambil berbagi akses jalan antara yang datang dari arah atas (yang datang dari arah Pasteur), saya pun tiba di sebuah gerbang yang menarik perhatian. Saya memutuskan untuk memarkirkan kendaraan roda duaku ini sebentar. Sambil terus memerhatikan beberapa bentuk makam dan pagar atau gerbang yang memisahkan antara saya yang di luar dengan pemandangan di balik pagar, saya pun memotret beberapa sudut foto. Terasa berbeda antara luar pagar dan di dalam pagar membuat saya penasaran. 
Swafoto sebelum melanjutkan perjalanan mengantarkan madu ke pelanggan
Sehabis swafoto saya pun melanjutkan perjalanan sesuai agenda, Mengantarkan Pesanan Madu ke Pelanggan - yang beralamat di jalan Rancaherang. Saya mengambil jalan Lemah Neudeut yang saya lanjutkan terus ke Sukajadi di atasnya. Taklama kemudian, saya menjumpai jalan Cijerokaso, Sukasari kota Bandung - dari saini taksampai 30 menit saya sudah masuk ke jalan Rancaherang dan Madu sebanyak 12 botol pun sudah sampai ke tangan pemesan.

Takberselang lama, saya pun pulang ke Soreang. Dan saya kembali menyambung rasa penasaran seputar TPU Pandu. Dari sekian banyak informasi yang terdapat di internet, artikel yang dirilis oleh Info PR terbilang mengena di hati saya sebagai bahan rujukan untuk bahan reka-tulis ulang artikel kali ini.

Sekilas tentang TPU Pandu

TPU Pandu merupakan lahan luas yang dibatasi pagar sebagaimana perumahan yang berbentuk komplek. Namun bedanya komplek ini tempat pemakaman bagi umat Kristen. TPU Pandu memiliki luas 127.700 m2, Sebagian lahan di TPU ini merupakan pemakaman milik pemerintah Belanda yang bernama Ereveld Pandu dengan luas 30.000 m2. Total luas TPU Pandu sebagai pemakaman umum tidak lebih dari 10 hektar.




Sampai dengan hari ini, Ereveld dibiayai dan dirawat dengan baik oleh pemerintah Belanda dan taksembarang orang yang diperbolehkan untuk masuk ke dalam wilayah Ereveld Pandu. Sebatas mereka-mereka yang ada relasi, ikatan saudara saja dengan orang yang dimakamkan atau setidaknya memiliki surat ijin itupun secara khusus dari Kedutaan Belanda ehingga boleh masuk ke komplek Ereveld Pandu.

TPU yang berdiri pada 1932 ini bila ingin digunakan sebagai pemakaman baru, pada umumnya menggunakan lahan daur ulang atau makam yang lama tidak diperpanjang lagi registrasi-nya. Lahan yang terapat di TPU Pandu dibagi menjadi 3 blok, antara lain; blok CA, CB dan T.

Blok CA posisinya di kantor TPU Pandu sebelah timur, alias di jalan utama sebelah kanan yang berbatasan langsung dengan jalan Terusan Pasteur.

Blok CB posisinya berada sebelah kanan jalan utama di sebelah barat setelah gerbang Ereveld Pandu dan berbatasan dengan sebuah selokan serta Jalan Terusan Pasteur.

Adapun blok T posisinya di jalan utama sebelum gerbang Ereveld Pandu sebelah kiri serta sebagiannya lagi berada tepat di belakang kompleks Ereveld Pandu.


TAHUKAH ANDA?
Ereveld Pandu merupakan sebuah kompleks permakaman Belanda yang terletak di Jl. Pandu No. 32, Pamoyanan, Cicendo, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ereveld Pandu merupakan salah satu dari 2 ereveld yang berada di JaBar, selain Ereveld Leuwigajah yang berada di Kota Cimahi.

Terdapat 4.000 makam di Ereveld ini. Sebagian besar adalah tokoh militer dan korban perang yang meninggal di kamp konsentrasi Jepang hingga saat kejatuhan Jepang pada tahun 1945. Di titik tertinggi pada ereveld ini berkibar bendera dan di bagian bawah bendera tersebut tertera nama-nama orang yang telah terbunuh.

Di sini berdiri 2 monumen, satu untuk penduduk sipil yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya, dan satu lagi untuk prajurit yang dimakamkan tanpa ketahuan namanya.

Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker, arsitek Belanda yang merancang desain sejumlah bangunan terkenal di Kota Bandung, dimakamkan di Ereveld Pandu. [Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas]

Di TPU Pandu tercatat ada 21.886 makam. Guna kepentingan tertib administrasi, para ahli waris diwajibkan mendaftar ulang (registrasi makam). Nama dan tanggal wafat orang yang dimakamkan adalah data pokok yang dibutuhkan. Ahli waris yang telah melakukan pendaftaran ulang akan memegang kartu guna mempermudah saat pendaftaran di lain waktu.

Demikian sedikit ulasan tentang TPU Pandu yang gaknyambung dengan judul Mengantarkan Pesanan Madu ke Pelanggan  - hehehe sambung-sambungin aje yeee.

Mari kita nge #teh Ready to shipping: #madutropisbrazil #bumburujakciherang #olshop #dagangan #online #umkm

A photo posted by Ade Truna (@kang_adetruna) on



Sambil nge-post artikel di sini saya pun dibantu istri bikin teh manis dan ngebungkusin pesanan; Madu dan Bumbu Rujak Ciherang :D [|]
----
Sumber rujukan: http://info.pikiran-rakyat.com/data/tpu/tpu-kristen-pandu
https://id.wikipedia.org/wiki/Ereveld_Pandu

2 komentar:

  1. madu asli ya mas? untuk pengirimannya berapa mas? thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya madu asli. pengiriman ke mana dulu nih? Kan beda lokasi beda tarifnya:D

      Hapus

Apa pendapat Anda? Silakan :)

Diberdayakan oleh Blogger.